ARTICLE AD BOX
Sebanyak tiga sulinggih muput upacara nyineb. Ketiga sulinggih tersebut, Ida Pedanda Gede Rai Tianyar dari Gria Menara, Desa/Kecamatan Sidemen, Ida Sri Bhagawan Putra Natha Nawa Wangsa Pemayun dari Gria Kedhatuan Kawista, Banjar Munduk Ngandang, Desa Blatungan, Kecamatan Pupuan, Tabanan, dan Ida Pedanda Gede Oka Sambhawa dari Gria Alit, Banjar Triwangsa Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem, Karangasem.
Hadir di upacara tersebut, Wakil Gubernur Bali I Nyoman Giri Prasta, Bupati Karangasem I Gusti Putu Parwata, Wakil Bupati Karangasem Pandu Prapanca Lagosa, Bupati Klungkung I Made Satria, Ida Dalem Semara Putra dan Puri Agung Klungkung dan undangan lainnya.
Prosesi nyineb dipandu Ketua Panitia I Bidang Sulinggih, Upakara dan Upacara I Gusti Mangku Jana. Gusti Mangku Jana mengatakan, nuwek banten bagia, dan terakhir nuwek banten pula kerti, menggunakan tombak.
Mangku Jana menambahkan, makna nuwek banten panyegjeg agar jagat Bali jegjeg tidak goyah, selanjutnya nuwek banten pula kerti, agar umat sedharma mendapatkan berkah karahayuan, dan terakhir nuwek banten bagia, agar semuanya bagia. “Semua kemasan banten itu merupakan lambang kebahagiaan untuk umat sedharma. Kemudian banten itu dipendem agar kelak tumbuh dan menghasilkan kebahagiaan,” ujar Gusti Mangku Jana.
Sementara Ida Sri Bhagawan Putra Natha Nawa Wangsa Pemayun, juga memaparkan hal yang sama. “Harapannya agar umat sedharma dapat berkah kebahagiaan,” jelasnya.
Sementara Ketua PHDI I Gusti Ngurah Ananjaya berharap, setelah nuwek banten bagia pula kerti yang kemudian dipendem, nantinya diharapkan tumbuh dan menghasilkan beragam kebahagiaan, dan kesejahteraan untuk umat.
Sebab, banten panyegjeg, bagia dan pulakerti itu adalah inti sari dari seluruh rangkaian upacara Karya Agung Ida Bhatara Turun Kabeh, yang puncaknya dilaksanakan pada Purnama Kadasa, Saniscara Wage Julungwangi, Sabtu (12/4).
Sementara Ketua Panitia Jro Mangku Widiartha melaporkan selama rangkaian Karya Agung Ida Bhatara Turun Kabeh, terkumpul dana punia sebesar 6,7 miliar sementara pengeluaran sebesar Rp 3,25 miliar. Dana punia itu di antaranya berasal dari Pemprov Bali Rp 1,65 miliar, Pemkab Karangasem Rp 40 juta, Pemkab Badung Rp 100 juta, dana punia umat Rp 556,4 juta. “Dana itu juga nantinya untuk biaya Karya Ngenteg Linggih di Pura Penataran Agung Besakih, tahun 2026,” jelas Mangku Widiartha.
Sementara jumlah pamedek kemarin masih tetap membeludak. Sebelum puncak upacara nyineb, Kawasan Pura Besakih diguyur hujan lebat. Meski demikian tidak menyurutkan semangat pamedek melakukan persembahyangan.k16