TPS3R Kewalahan Olah Sampah Residu

13 hours ago 1
ARTICLE AD BOX
Salah satu TPS3R yang aktif, yakni TPS3R Madu Asih di Desa Bongan, harus berjibaku mengolah sampah dari 600 kepala keluarga. Pengolah sampah hanya oleh lima petugas dan tanpa alat pengolahan sampah yang memadai.

Pengelola TPS mengaku proses pemilahan sampah tetap dilakukan meski belum ditunjang sarana yang layak. “Kalau saja ada mesin pengolah residu, volume sampah yang dibawa ke TPA Mandung bisa dikurangi. Sekarang semuanya masih ditangani manual,” ujar Perbekel Desa Bongan, I Ketut Sukarta, Minggu (4/5). 

Kesadaran masyarakat dalam memilah sampah dari rumah tangga juga masih rendah. Sampah organik, anorganik, dan residu masih sering tercampur sehingga semakin menyulitkan proses pengolahan di TPS. Padahal, menurut aturan, sampah seharusnya sudah dipilah sejak dari sumbernya. “Masih banyak yang mencampur semua jenis sampah, termasuk plastik dan pampers. Kami harus memilah ulang, padahal tenaga terbatas,” kata Sukarta. 

Saat ini, TPS hanya memiliki lima petugas dan seorang manajer dengan dukungan anggaran desa Rp 70 juta - Rp 75 juta per tahun. Dana ini untuk honor dan biaya operasional.

Selain terkendala alat dan tenaga, TPS3R juga tidak berorientasi pada keuntungan. Sampah plastik dijual ke pihak ketiga, namun hasilnya hanya cukup untuk operasional dasar. “Kondisi seperti ini membuat TPS3R tidak bisa mandiri. Tanpa dukungan mesin dan kesadaran warga, pengelolaan sampah akan terus membebani TPA Mandung,” tegasnya.7des
Read Entire Article