Mata Kering pada Perempuan

11 hours ago 3
ARTICLE AD BOX
Dalam The Hindustan Times yang dilansir dari antaranews, Jumat (25/4/2025), Dr Savitha Arun, direktur, pengawas medis, dan konsultan senior, segmen anterior dan elektrofisiologi, Rumah Sakit Mata Super Spesialis Nethradhama, Bangalore mengatakan perubahan hormon selama menopause secara signifikan berdampak pada kesehatan mata, terutama karena berkurangnya kadar estrogen dan androgen.

"Pergeseran hormon ini mengakibatkan penurunan produksi air mata, yang menyebabkan pada gejala mata kering seperti iritasi, kemerahan, sensasi berpasir, dan kelelahan mata," katanya.

Dia menjelaskan kondisi mata yang paling umum terjadi adalah mata kering. Meskipun glaukoma dan degenerasi makula terkait usia (AMD) dapat terjadi, namun keduanya tidak semata-mata disebabkan oleh menopause.

"Kondisi ini sering kali terkait dengan stres oksidatif dan faktor terkait usia lainnya. Fluktuasi hormon dapat menyebabkan kondisi ini, tetapi bukan satu-satunya penyebab. Namun, mata kering sangat umum diperburuk oleh perubahan hormon menopause,” jelas Dr Savitha Arun.

Dia menyampaikan mata kering biasanya merupakan kombinasi berbagai faktor, termasuk perubahan hormon, diabetes, kondisi lingkungan (seperti udara kering atau terlalu lama menonton layar).

Ada sistem penilaian untuk menilai tingkat keparahannya (ringan, sedang, berat), tetapi mengidentifikasi penyebab tunggal, seperti hormon, secara klinis merupakan tantangan, karena banyak faktor termasuk gaya hidup, diabetes, dan paparan lingkungan berkontribusi terhadap kondisi tersebut.

Fluktuasi hormonal selama menopause dapat menyebabkan glaukoma. Fluktuasi estrogen memengaruhi berbagai jaringan mata. Kadar estrogen yang menurun dapat meningkatkan stres oksidatif pada mata, yang berpotensi mempercepat perkembangan katarak.

"Estrogen juga dapat memengaruhi tekanan intraokular melalui perannya dalam badan siliaris, yang berimplikasi pada risiko glaukoma," tambah dokter spesialis mata tersebut.

Adapun sebagai upaya pencegahan hal tersebut, bisa melakukan beberapa kiat seperti pertahankan gaya hidup sehat, termasuk diet seimbang yang kaya antioksidan, dan kelola kondisi yang mendasari seperti diabetes dan obesitas.

Selain itu, pertimbangkan perawatan seperti Intense Pulsed Light (IPL) untuk mata kering kronis dan gunakan suplemen yang diresepkan seperti vitamin D, asam lemak Omega-3, dan antioksidan.

"Ikuti aturan 20-20-20 untuk mengurangi ketegangan mata akibat waktu menonton layar. Gunakan kacamata pelindung saat dibutuhkan," katanya.

Fenomena ‘lupa berkedip’ menjadi perhatian serius di era digital ini, terutama dengan tingginya waktu menatap layar (screen time) masyarakat Indonesia, menurut laporan ‘Revealing Average Screen Time Statistics’ dari Backlinko pada 2024 yang dilansir dari antaranews.

Dokter spesialis mata lulusan Universitas Indonesia Dr dr Nina Asrini Noor, SpM, mencemaskan dampak kebiasaan menatap layar terhadap kesehatan mata. Studi menunjukkan rata-rata orang Indonesia menghabiskan 7 jam 38 menit per hari di depan layar, yang secara signifikan mengurangi frekuensi berkedip.

“Normalnya, seseorang berkedip belasan kali per menit, namun saat menatap layar, frekuensi ini bisa turun drastis hingga kurang dari lima kali per menit,” kata Nina kepada awak media di Jakarta Eye Center (JEC) Kedoya, Jakarta Barat.

Menurut Nina, berkedip secara teratur dapat membantu menjaga kesehatan mata dengan cara memompa air mata dan mendistribusikan secara merata. Jika frekuensi berkedip tidak teratur, mekanisme tersebut terganggu, sehingga mata tidak mendapatkan pelumasan yang cukup, karena waktu jeda antar kedipan satu dengan kedipan yang berikutnya terlalu panjang.

“Jika itu berlangsung terus, maka muncullah gejala mata kering (dry eye) ini,” kata Nina. Karena itu, cara sederhana yang dianjurkan untuk mencegah mata kering, adalah dengan berlatih mengedipkan mata, hingga kelopaknya menutup sempurna (blinking exercise).

"Kelopak mata atas sama bawah bertemu sampai bisa terasa menutup sempurna begitu ya, itu sebenarnya sudah cukup. Jadi bukan kedip-kedipan yang kelopak matanya tidak menutup sempurna," kata Nina.

Kepala Dry Eye Service JEC Eye Hospitals and Clinics itu pun merekomendasikan istirahat menatap layar setiap 15 hingga 20 menit dilakukan dengan latihan menutup mata secara sempurna sekitar dua hingga tiga detik, kemudian diikuti dua kali kedipan normal.

Dengan mengurangi waktu layar dan menerapkan kebiasaan berkedip yang baik, kita dapat melindungi mata dari efek negatif penggunaan komputer atau perangkat digital lainnya yang berlebihan.

Dia juga menyarankan untuk menjaga hidrasi tubuh dengan minum cukup air, karena hidrasi yang baik juga berkontribusi pada kesehatan mata.

Selain itu, menurut Nina, kompres hangat juga dapat membantu meredakan gejala mata kering.

"Sebenarnya kalau tujuannya spesifik untuk mata kering itu yang dianjurkan adalah hangat, tapi bukan berarti kompres dingin itu bakal memperberat ya, enggak begitu. Karena kompres dingin itu punya tujuan yang lain, misalnya mata lelah, itu bisa lebih relaks setelah dikompres dingin," kata Nina.

Jika gejala berlanjut atau memburuk, dia meminta pasien segera mengkonsultasikan gejala itu ke dokter mata untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. 7
Read Entire Article