ARTICLE AD BOX
Laga di Giuseppe Meazza itu layak disebut sebagai “semifinal sepanjang masa” karena menyajikan ketegangan sejak awal hingga akhir. Inter tampil dominan di babak pertama dan unggul dua gol berkat serangan balik Lautaro Martínez menit ke-21 dan penalti Hakan Çalhanoğlu jelang turun minum.
Namun, Barcelona bangkit di babak kedua. Eric García memperkecil ketertinggalan pada menit ke-53, disusul Dani Olmo yang menyamakan skor di menit ke-59. Meski Yann Sommer tampil gemilang di bawah mistar Inter, gawangnya akhirnya jebol juga oleh Raphinha di menit ke-87.
Barcelona nyaris memastikan tiket ke final sebelum Acerbi, bek veteran berusia 37 tahun, mencetak gol pertamanya di kompetisi Eropa pada menit 90+4. "Denzel Dumfries memberikan umpan dan saya hanya berpikir untuk menendang sekeras mungkin. Itu seperti mimpi," ujar Acerbi usai laga.
Pertandingan pun berlanjut ke babak tambahan. Di menit ke-99, Marcus Thuram melakukan tusukan dari sisi kanan dan mengirimkan umpan mendatar ke Frattesi. Pemain pengganti itu melakukan satu sentuhan kontrol, lalu melepaskan tembakan melengkung ke pojok bawah gawang. Gol itu membungkam Barcelona dan membuat stadion bergemuruh.
"Saya beruntung bisa menyelesaikan pertandingan ini, saya berteriak begitu keras sampai pandangan saya gelap," ucap Frattesi kepada Sky Sports. "Saya harus berterima kasih kepada fisioterapis karena beberapa hari terakhir saya tidak fit. Kemenangan ini saya persembahkan untuk mereka. Malam ini adalah malam keajaiban."
Inter, yang terakhir kali juara Liga Champions pada 2010, kini mengincar gelar keempat mereka. Mereka akan menghadapi pemenang semifinal lainnya antara Paris Saint-Germain atau Arsenal di final yang digelar di München akhir bulan ini.
Sementara itu, Barcelona harus mengubur mimpi meraih treble musim ini. Setelah menjuarai Copa del Rey dengan mengalahkan Real Madrid di final, kini mereka hanya bisa berharap pada gelar LaLiga.
"Sepakbola sangat kejam bagi kami," kata Eric García kepada Movistar Plus. "Kami sempat tertinggal 2-0 lagi dan bisa bangkit. Karakter tim ini luar biasa. Kami masih punya liga untuk diperjuangkan."
Penampilan luar biasa Inter juga tak lepas dari peran kiper Yann Sommer, yang melakukan dua penyelamatan krusial atas peluang emas dari Lamine Yamal di babak tambahan. Inter kini tinggal selangkah lagi untuk menghapus luka kekalahan mereka dari Manchester City di final dua tahun lalu.