Desa Adat Pecatu Siapkan Besek dan Air Minum Isi Ulang

16 hours ago 1
ARTICLE AD BOX
Langkah ini diambil sebagai bentuk dukungan terhadap upaya pengurangan sampah plastik, sejalan dengan Peraturan Gubernur Bali Nomor 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai dan Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 09 Tahun 2025 tentang Gerakan Bali Bersih Sampah.

Komitmen tersebut ditegaskan dalam rapat persiapan yang digelar di Pura Pererepan, Desa Adat Pecatu, pada Minggu (4/5) pagi. Panglingsir Puri Agung Jro Kuta sekaligus Pangempon Pura Luhur Uluwatu, I Gusti Ngurah Jaka Pratidnya alias Turah Joko, menyampaikan bahwa komitmen bebas sampah plastik sebenarnya sudah berjalan sejak hampir satu dekade lalu. “Dalam parum hari ini (kemarin), kita cuma menegaskan kembali keberadaan Pergub Gubernur yang baru, karena kami sudah melaksanakan itu dari 8 sampai 10 tahun lalu. Output-nya, pura kita sudah bebas dari sampah plastik,” ujar Turah Joko.

Turah Joko menambahkan, sejak dahulu pihaknya telah menyediakan besek sebagai pengganti kantong plastik bagi pamedak. “Hari ini (kemarin) kami pertegas lagi bahwa sayan suwe sayan ngancan (ke depan lebih baik, Red) kita bebas dari sampah plastik. Ini tidak lepas dari peran Yowana yang aktif di lapangan,” katanya.

Lebih lanjut, Turah Joko menyebutkan bahwa sebagai langkah konkret, pihaknya juga membagikan tumbler kepada prajuru dan krama desa serta meminta kepada Jro Bendesa untuk terus menyosialisasikan pengurangan plastik dalam setiap kegiatan keagamaan. “Kami memintas kepada Jro Bendesa setiap event yang berkaitan dengan persembahyangan dari dahulu kita tidak hentinya-hentinya menyosialisasikan ini agar tidak menggunakan plastik saat Pujawali,” tambahnya.

Hal senada disampaikan Bendesa Adat Pecatu I Made Sumerta. Menurutnya, langkah ini merupakan penguatan dari komitmen yang telah dimulai sejak lama. “Karena kita destinasi wisata, kami bergerak cepat sejak 8-10 tahun lalu. Wisatawan tidak menyukai sampah plastik,” ujarnya.

Dalam rapat yang melibatkan seluruh lembaga desa tersebut, disepakati bahwa seluruh elemen akan bergerak aktif untuk mengedukasi dan menegur pamedek yang masih membawa kantong plastik. Namun, pria yang juga menjadi anggota DPRD Badung ini menegaskan walaupun telah mengeluarkan biaya untuk membeli besek, dia tetap meminta agar masyarakat tidak sengaja membawa plastik demi mendapatkan besek.

Sumerta menambahkan bahwa secara simbolis, Yowana Pecatu memprakarsai penyerahan tumbler kepada prajuru, penyelenggara, dan pangempon Pura. Dia berharap langkah ini membawa dampak positif ke depannya. “Bukan tumbler saja, kami juga upayakan untuk air minum kemasan kami kurangi dengan menyiapkan air galon isi ulang dan gelas kami persiapkan dengan bahan kertas, sehingga ini menjadi gayung bersambut dan bisa diikuti oleh masyarakat,” kata Sumerta.

Sebagai simbol gerakan ini, Ketua Yowana Desa Adat Pecatu I Putu Chandra Riantama menyebut jika saat ini telah melakukan pembagian 150 tumbler kepada prajuru, kelian banjar, kelian tempekan, serta pangempon dan pangemong pura. “Kami siap mendukung Gerakan Bali Bersih Sampah, terutama saat karya nanti. Total yang dibagikan hari ini 150 tumbler, ke depan sampai puncak karya kami akan terus menambah untuk pemangku dan pengayah di Pura Luhur Uluwatu. Kira-kira total kami siapkan hingga 300-500 tumbler,” ungkapnya.

Sebagai informasi, rangkaian Pujawali sendiri akan dimulai dengan upacara pemelaspasan di Pura Beji pada Senin (12/5) mendatang, bertepatan dengan Purnama. Desa Adat Pecatu juga sekaligus melakukan upacara pembersihan di akses jalan seawall untuk mendukung pelaksanaan pemelaspasan dan pemekelem, yang tahun ini akan dilakukan di bagian bawah lokasi Pura, berbeda dari pelaksanaan sebelumnya. 7 ol3
Read Entire Article